Sisi Lain Kota Tulungagung #3
Sisi Lain Kota Tulungagung
Kesenian Tiban Tulungagung
Masyarakat Jawa dikenal memiliki beragam tradisi budaya yang unik. Salah satunya adalah seni tradisi Tiban. Kesenian adu nyali dan ketangkasan beradu cambuk ini, banyak berkembang di wilayah selatan Jawa Timur termasuk Tulungagung
Dulunya kesenian tiban adalah sebuah ritual yang dilakukan oleh masyarakat untuk meminta hujan, namun kesenian tiban saat ini tidak hanya dilakukan saat ingin meminta hujan melainkan juga sebagai sarana hiburan. Kesenian tiban biasanya dilakukan saat musim kemarau. Di musim kemarau biasanya masyarakat banyak menggelar seni Tiban di lapangan desa atau guna untuk hiburan dan bisa juga untuk meminta hujan dan biasanya saat diadakan pertujukan tiban antusias masyarakat terhadap seni Tiban cukup tinggi, puluhan warga mengantri untuk berlaga. Tidak hanya diikuti oleh warga desa setempat biasanya tidak sedikit pula peserta yang berasal dari luar desa.
Dalam Tiban, cambuk yang digunakan terbuat dari lidi aren yang disebut ujung. Saat bermain peserta harus bertelanjang dada. Masing-masing peserta mendapat kesempatan menyabet lawan sebanyak tiga kali. Dengan aturan, sabetan tidak boleh mengarah ke kepala dan bawah pusar.
Tidak ada istilah menang atau kalah dalam Tiban. Meski terlihat saling melukai saat berlaga, namun tidak ada dendam selepas permainan.
Dulunya kesenian tiban adalah sebuah ritual yang dilakukan oleh masyarakat untuk meminta hujan, namun kesenian tiban saat ini tidak hanya dilakukan saat ingin meminta hujan melainkan juga sebagai sarana hiburan. Kesenian tiban biasanya dilakukan saat musim kemarau. Di musim kemarau biasanya masyarakat banyak menggelar seni Tiban di lapangan desa atau guna untuk hiburan dan bisa juga untuk meminta hujan dan biasanya saat diadakan pertujukan tiban antusias masyarakat terhadap seni Tiban cukup tinggi, puluhan warga mengantri untuk berlaga. Tidak hanya diikuti oleh warga desa setempat biasanya tidak sedikit pula peserta yang berasal dari luar desa.
Dalam Tiban, cambuk yang digunakan terbuat dari lidi aren yang disebut ujung. Saat bermain peserta harus bertelanjang dada. Masing-masing peserta mendapat kesempatan menyabet lawan sebanyak tiga kali. Dengan aturan, sabetan tidak boleh mengarah ke kepala dan bawah pusar.
Tidak ada istilah menang atau kalah dalam Tiban. Meski terlihat saling melukai saat berlaga, namun tidak ada dendam selepas permainan.
Komentar
Posting Komentar